Setelah mereka
semua mengerti, aku tutup pelajaran dengan sedikit filosofi mengenai auksin.
Aku katakan kepada mereka untuk menjadi MANUSIA AUKSIN. Mengapa? Kukatakan
kepada mereka bahwa mereka harus tumbuh subur di bawah sinar matahari yang
merupakan perumpamaan dari sebuah kondisi yang mudah dan menyenangkan. Tetapi,
tak selamanya kita akan menemukan matahari dalam kehidupan kita. Kadang ada
kondisi di mana semuanya gelap, seperti tak ada harapan. Karena itu, kita harus
menjadi manusia auksin. Dalam terang kita tumbuh subur, dan dalam gelap kita
menjadi lebih tinggi, lebih dewasa. Kita juga tidak boleh menyerah dalam
mencari cahaya. layaknya auksin yang membimbing tumbuhan untuk menuju ke arah
datangnya cahaya. Tak adanya harapan harus dapat membuat kita berusaha lebih
keras untuk menemukan harapan tersebut, menciptakan jalan kita sendiri. Dengan
demikian, kita akan tetap dapat tumbuh lebih tinggi dan subur, entah ada atau
tidak ada matahari dalam hidup kita.
Kawan-kawan, tidak hanya mereka yang
harus menjadi manusia auksin. Kita pun harus bisa belajar dari tumbuhan yang
berjuang bertahan hidup dalam kegelapan, mencari cahaya untuk dapat membuatnya
tumbuh subur. Kita juga tidak boleh menyerah mengejar impian kita hanya karena
tak ada harapan atau terdengar mustahil. Kegelapan ada untuk membuat kita lebih
berani dan lebih dewasa untuk menemukan cahaya itu. Bahkan di luar angkasa yang
gelap pun ada secercah cahaya yang disebut bintang.
#Kutipan
Novel “Indonesia Mengajar 1”
0 komentar:
Posting Komentar