Pages


16 Februari 2013. Allhamdulilah Ya Allah... Tak terasa 19 tahun ini ternyata begitu cepat kulalui. Terima kasih buat semuanya. Bundaku tersayang, Ayahku tersayang, kakakku terhebat, adikku tersayang. Terima kasih untuk do’a dan hadiah terindah ini. Terima kasih telah menjadi bagian dari jiwaku. Terima kasih juga buat saudara-saudarku, sahabat-sahabatku. Terima kasih untuk hari ini. Aku sayang kalian. :*

Berhati-hatilah dalam berbicara. J Kadang aku juga bicara sengenanya tanpa berpikir panjang.


Hari ini Jum’at, 15 Februari 2013, aku harus kembali ke Jatinangorku lebih awal karena ada Radiv (Rapat divisi) dan kembali pada aktivitasku sebagai mahasiswa, tapi bukan ini yang membuatku tak mau melangkahkan kakiku. Tapi, aku masih ingin di rumah, merasakan suasana rumah bersama orang-orang yang sangat kucintai. Malam kemarin aku tidur dengan Ibuku, dan paginya setelah Qiyamul Lail kita berbincang-bincang bersama.  Ketika aku sudah di perjalanan ke Nangor, Ibu meneleponku, yang sangat ku ingat kata Ibuku saat itu “Hati-hati ya sayang, shalat tepat waktu, jaga kesehatan disana. Semangat. “ Pagi itu juga, sebelum berangkat ke Nangor, di rumah karena kebetulan Ayahku tidak pergi ke sekolah hari ini, kutatap wajahnya, aku tau Ayah ingin mengatakan bahwa ayah sebenarnya tak ingin aku cepat-cepat berangkat, mungkin Ayah masih kangen namun Ayah mengungkapkannya dengan caranya sendiri, namun pesannya tak jauh dengan yang dikatakan Ibu “shalat tepat waktu, jaga kesehatan, jaga diri disana di negeri orang.” Mereka sangat menyayangiku, begitupun aku, aku sangat menyayangi mereka. Mereka adalah orang tua terhebat bagiku. Oh iya hari ini aku tak pamit secara langsung dengan Kakakku, Kakakku belum pulang ke rumah, lagi nyusun skripsi, sepertinya besok, tapi bagiku dia adalah Kakak terhebat yang selalu perhatian padaku meski kadang bertengkar kecil lalu pasti baikan lagi. :D Oh iya guys malam tadi, aku bermain dengan adikku, meskipun kami sering bertengkar kecil tapi menatapnya adalah keindahan, dia Adik terbaik untukku. Mereka semua adalah jiwaku, aku sangat menyayangi kalian sayang-sayangku. :* Meskipun aku masih ingin di rumah, tapi aku tau aku harus berangkat, ini adalah bagian dari perjuangan. Man Jadda Wajada. BISAAA... J

Kamis, 14 Februari 2013. Ibuku mengikuti lomba “Guru Berprestasi “ di Kecamatan. Sebelumnya setiap hari Ibuku belajar meskipun cuma sebentar-sebentar karena selain harus membimbing adikku mengerjakan PR (kadang aku yang bimbing juga, hehehe), Ibuku juga harus membimbing anak didiknya yang akan mengikuti Murid Berprestasi. Ibuku belajar dari soal-soal tahun lalu, dan aku mencari jawaban-jawabannya di internet. He... Tapi ternyata pas perlombaanya soal-soal tahun lalu tidak keluar, hanya materinya ada yang mirip-mirip. Tapi, Allhamdulilahnya soal-soalnya tentang PTK(Penelitian Tindakan Kelas) yang Ibuku pelajari waktu semester 10 di UT. Hari itu, Ayahku meneleponku dan katanya Ibu juara ke 2 lomba “ Guru Berprestasi” dan Allhamdulilah ternyata itu benar. Selain itu, murid yang Ibuku bimbing pun mendapat Juara ke 2 Murid Berprestasi. Prestasi yang luar biasa. Allhamdulilah... Selamat ya Bundaku sayang. J

Ingat Lusy, masa lalumu tak sepenting masa depanmu. Semangat dan majulah. Lupakan yang  pantas untuk dilupakan dan ambilah berbagai pengalaman penting di masa lalumu sebagai pelajaran hidup di masa ini dan masa depan. J

Target kita harus lebih tinggi dari kemampuan kita, dengan cara ini kemampuan kita akan terus berkembang. Semangat Statistika. J

Tulisan atau lebih tepatnya kata-kata ini aku tulis setelah aku berbincang dengan teman lamaku. Entah kenapa tiba-tiba aku ingin mengungkapkan ini. Mungkin ini ada pengaruhnya dengan perbincangan kami via message facebook malam itu. Aku yakin, sangat yakin, karena ceritanya tidak berakhir disitu. Setiap orang punya kesempatan, kesempatan untuk mengubah kualitas diri. Kita bisa menjadi lebih baik ataupun sebaliknya. Berusaha untuk memperbaiki kualitas diri itu penting, bahkan sangat penting. Lupakan sajalah yang sepantasnya untuk dilupakan, ambil saja sisi positifnya dan berusahalah menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. J

Satu Organisasi dan Kelas X-G


Hey guys. Kali ini tentang Dewi, siapakah dia? :D Jum’at, tepatnya 1 Februari 2013 minggu lalu gadis ini datang ke rumahku sambil keringatan karena cape mau ke rumahku ga ada ojeg, sampe akhirnya aku nemu ojeg dan suruh menjemputnya. Hehehe. Satu semester kita tak berjumpa, saatnya bercerita ria dengannya. Oh iya dia tidak lain tidak bukan adalah salah satu sahabatku, kami pertama kenal saat kami satu organisasi di SMA yaitu Pustakawan. Oh iya pas udah kelas XI dia jadi Ketua Pustakawan lho. J Saat kelas X, aku tak terlalu mengenalnya, yang ku tau hanya sederhana “ dia satu organisasi denganku dan dia kelas X-G”, cukup itu. Hahaha. Kesan pertama kenal “Siapa sih dia namanya, ko kagak ngajak ngomong-ngomong, agak jutek gitu kayaknya. ” :D eits tapi ternyata oh ternyata. :D Guys, akhirnya kita dipertemukan dalam suatu ruang, ruang dimana melalui ruang ini  kami tersadar akan banyak hal, hal yang tak pernah kami dapat sebelumnya,  yang takkan terlupakan dan terhapus jarak dan waktu yaitu ruang persahabatan. Diawali dengan saat kami ditakdirkan menjadi teman sekamar saat kami duduk di kelas XI, mulai saat itu aku mengenal dia lebih jauh, lebih dari sekedar “satu organisasi dan kelas X-G”. :D Jauh lebih dari itu. Kesan pertama yang agak jutek menurutku dulu, ternyata benar-benar berbanding terbalik saat aku sudah menegnalnya. Dia sosok yang pengertian, cerdas, baik, ramah dan periang. J Eh dia juga cerewet. Hehehe. Tidak aneh lagi jika kita sedang bercerita suara kita terdengar sampe kamar bawah, bahkan sampe ke dekat sekolahan. :D Banyak yang kita lalui bersama, tentu saja, 1,5 tahun menjadi teman sekamar. Dia bukan hanya teman sekamar, tapi dia tempat berbagi, berbagi curahan hati sampai akhirnya banyak cerita tentang cita bahkan cinta yang menjadi bingkaian yang menemani alur persahabatan kita selama ini. :D
Cukup sederhana
Tertegun luar biasa, melalui hal itu memang aku sering kali  mengerti tentang banyak hal. Banyak hal yang sangat berarti.  Memberi, tak hanya diberi, pelajaran berharga, “kenyamanan”. Itu cukup mewakili. Sederhana bukan? Yups sangat sederhana, sesederhana tulisanku kali ini. Tak banyak yang bisa kutulis saat ini. Itu saja. Sepertinya cukup. Sampai jumpa lain waktu guys. J