Pages

Pesan untuk Pengajar Muda

“Ketika dulu aku baca novel Indonesia Mengajar 1, kepikiran ingin posting di blog pidato ini, betapa bangga, haru, luar biasa Pemuda-Pemudi Indonesia”

Pagi tadi langit masih agak gelap. Tepat pukul 05.20 WIB Pengajar Muda resmi dilepas di Bandara Soekarno-Hatta. Di bandara yang membawa nama pahlawan proklamator Indonesia dan di hari saat republik tercinta merayakan Hari Pahlawan. Hari ini Pengajar Muda berangkat. Hari ini usai sudah gemblengan tujuh minggu, gemblengan kepemimpinan dan kepengajaran.
Bandara ini dinamai Soekarno-Hatta. Dua tokoh ini sesungguhnya memiliki peluang untuk meniti karier di bidangnya, hidup nyaman, dan sangat sejahtera untuk dirinya dan untuk keluarganya. Tapi mereka memilih untuk berjuang; pembuangan dan penjara bukan halangan. Mereka berjuang membebaskan bangsanya dari kolonialisme. Tanda pahala mereka kini langgeng menempel di setiap jiwa Indonesia.
Pagi ini di bandara yang membawa nama pahlawan inilah para Pengajar Muda meninggalkan kenyamanan kota. Mereka anak-anak usia muda. Mereka cerdas dan berprestasi. Mereka memancarkan potensi kepemimpinan yang solid. Peluang materi besar yang ada di hadapannya mereka tinggalkan. Mereka tanggalkan pekerjaan mapan mereka, mereka lepaskan peluang kerja bergaji tinggi. Anak-anak muda terbaik ini memilih berangkat ke pelosok Indonesia. Di Hari Pahlawan ini mereka memulai langkah menjadi guru SD di desa-desa terpencil.
Menjadi guru itu mulia. Menjadi guru itu wajar. Dan, adanya guru di pelosok negeri itu biasa. Tetapi kali ini kita melihat fenomena yang berbeda. Anak-anak muda terbaik meninggalkan kemapanan kota, melepaskan peluang karier dan melewatkan semua kenyamanan lalu memilih menjadi guru SD di desa-desa tanpa listrik. Berangkatnya mereka ke desa terpencil untuk mengajar bukanlah sebuah pengorbanan, itu adalah sebuah kehormatan, kata Abah Iwan Abdurrahman. Mereka mendapatkan kehormatan untuk melunasi sebuah janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa.
51 Pengajar Muda ini hadir dan membuat nuansa yang berbeda tentang Indonesia.  Sejak Gerakan Indonesia Mengajar diumumkan bulan Mei 2010 kita seakan ditunjukan dengan wajah lain tentang anak-anak muda Indonesia. Sejak awal sudah jelas-jelas dinyatakan bahwa program ini akan menempatkan anak-anak muda di pelosok negeri, yang sebagian besar belum terjamah listrik ataupun sinyal telepon selular. Tapi tantangan itu justru dijawab secara kolosal. Ada 1.383 anak muda  menyatakan siap untuk jadi guru di daerah terpencil. Mereka menulis essai yang sangat menggugah. Mereka beberkan alasan mengapa mereka siap, sanggup dan ingin sekali menjadi guru di pelosok negeri.  Mereka seakan menuliskan: Indonesia, aku ingin mengajar.  Kami tertegun!
Selama proses seleksi, dipampangkan di depan kita deretan anak-anak muda Indonesia yang cerdas, tangguh, kreatif, idealis dan ingin berjuang. Mereka membuktikan bahwa republik ini tidak berubah, ibu-ibu di republik ini tetap melahirkan pejuang, ibu kita tetap melahirkan anak-anak promotor kemajuan. Mereka adalah bukti otentiknya. Kami takjub dan tergetar.
51 Pengajar Muda memilih untuk mengabdi di ujung negeri, menjadi guru dan tinggal bersama masyarakat biasa. Rakyat di pelosok sana sudah hapal janji kemerdekaan, tapi kita tak kunjung melunasi janji itu.
Hari ini mereka berangkat. Tidak mudah apa yang akan mereka akan lalui selama satu tahun ke depan, tetapi semua yang sulit sesungguhnya adalah pelajaran hidup. Dan when the going gets tough, the tough gets going; mereka tangguh dan insyaAllah mereka akan lewati dengan kesungguhan. Saya pernah sampaikan, sukses itu sering bukan karena berhasil meraih sesuatu tetapi karena berhasil menyelesaikan dan melampaui tantangan dan kesulitan.
Dan untuk teman-teman Pengajar Muda, hari ini adalah saatnya. Saat meneguhkan niat serta menguatkan kemauan luhur itu. Izinkan anak-anak SD di pelosok itu mencintai, meraih inspirasi dan berbinar menyaksikan kehadiranmu.  Setelah selesai program ini maka label Pengajar Muda akan menempel seumur hidup. Anda kenal dan bagian dari rakyat jelata. Anda pernah hidup bersama mereka di pelosok sana, dan yang terpenting adalah anda sebagai anak-anak muda terbaik ini telah ikut –sekecil apapun- mendorong kemajuan, mengubah masa depan mereka jadi lebih cerah. Jejak kalian di desa-desa terpencil itu akan dicatat dengan pahala, akan ditandai dengan peluk persaudaran dan bersemai di kenangan anak-anak desa hingga generasi mendatang. Kelak, setiap anak-anak desa itu berhasil meraih mimpinya, maka pahala kalian selalu ada didalamnya.
Teman-teman Pengajar Muda tercinta, teguhkan niatmu. Datangilah desa-desa terpencil itu dengan keikhlasan, dengan rendah hati, dengan kesantuan, dengan kasih sayang. Sambutlah kehadiran anak-anak SD itu di kelasmu dengan rasa cinta, belai rambut mereka dengan kasih, tatap wajah polos mereka dengan pancaran senyum dan berikan yang terbaik darimu untuk mereka. Izinkan anak-anak SD di desa-desa terpencil itu berbinar melihatmu, belajar untuk maju darimu, mencintai ilmu darimu dan memandangmu sebagai visualisasi mimpi mereka dan visualisasi mimpi orang tua mereka. Izinkan mereka bermimpi bisa meraih apa-apa yang anda sudah raih. Tebarkan kesabaran, tumbuhkan pengetahuan, dan tanamkan ketangguhan berjuang di dada mereka.
Teman-teman Pengajar Muda tercinta, samudra peluang mengabdi itu ada di hadapanmu. Arungi dengan semangat, arungi dengan optimisme, arungi dengan pengetahuan. Dan kelak kembalilah dengan berderet tanda pahala di pundakmu. Pahala langgeng dan kenangan permanen yang bisa kalian ceritakan sampai pada anak-cucu nanti.
Saya tulis ini semua dengan rasa haru, rasa bahagia, rasa bangga, dan dengan gelora optimisme. InsyaAllah, Indonesia kita akan menjadi lebih baik, lebih maju lewat langkah-langkah kecil ini.
Gema syair lagu Padamu Negeri yang dinyanyikan oleh 51 Pengajar Muda tadi pagi di Bandara Soekarno-Hatta seakan menggema di ruang kerja ini.
Bersyukur sekali, akhirnya di Hari Pahlawan kali ini ditakdirkan menyaksikan dan melepas para pejuang. Di Hari Pahlawan ini, satu langkah kecil diayunkan untuk ikut melunasi sebuah janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa. Semoga keihklasan selalu menjadi bagian dari ikhtiar ini.
Saya jabat satu per satu. Jabat dengan erat. Saya tatap mata mereka. Bening mata kita, ada ambangan air menyerupai cermin. Tak ada banyak kata yang diucap. Hati kitalah yang saling berjawab. Selamat jalan teman-teman Pengajar Muda. Selamat berjuang…
Padamu negeri kami berjanji…
Padamu negeri kami berbakti…
Padamu negeri kami mengabdi…
Bagimu negeri jiwa raga kami…

Jakarta, 10 November 2010
Anies Baswedan

Source: https://indonesiamengajar.org/tentang-pengajar-muda/pesan-anies-baswedan/


Masih harus belajar lagi yang namanya ilmu memahami dan mengerti orang lain. Kadang begitu tak mudahnya dalam memahami juga mengerti orang lain, kita punya sikap yang berbeda-beda, kita tak bisa selalu jadi yang dipahami dalam segala hal tanpa melihat pinggir-pinggir kita yang juga ingin dipahami. Maka, ingatlah realnya hidup, kita gak bisa hidup sendiri, gak bisa terus yang jadi dipahami tanpa memahami, ada saatnya kita berbagi dan bergantian untuk saling memahami dan mengerti satu sama lain.
#Introspeksi diri Penulis

Setiap orang berhak berubah jadi lebih baik, menurutku gak penting masa lalunya seperti apa, yang penting bagaimana dia memperbaiki masa lalunya dan pembuktiannya saat ini dan di masa depan kan? Lalu seberapa besar dan seberapa kuat usaha kita untuk terus memperbaiki diri kita?
#Lagi introspeksi diri sendiri.

Kesempatan itu cepat hilangnya dan lambat untuk terulang kembali. #Hasan bin Ali.

“ Di hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat di dalamanya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan. “ Lalu beliau memberikan isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu. ( HR. Bukhari Muslim)

Pagi ini, masih seperti biasa. Lagi rindu banget Ciamis sebenernya. Aku menemukan banyak inspirasi dari orang-orang luar biasa. Yang aku tangkep dan emang lagi sesuai banget sama perang batin di hati aku, gini intinya kita tidak boleh berleha-leha, kita harus melakukan apa pun yang bermanfaat selagi ada waktu, jangan sampai membiarkan waktu berlalu dan ada penyesalan diakhir, minimalisir waktu yang terbuang lebih baik dibandingkan tidak ada usaha sama sekali. Ya aku sadar, aku tak boleh membiarkan diriku selalu ada di zona nyaman, aku harus keluar dari zona nyaman ini dengan mencoba hal-hal baru dan berusaha lebih dalam lagi memaknai hidup.

Ingat Lusy jalankan dulu resolusinya, gak boleh terlalu manjakan diri sendiri. Gak perlu juga banyak kata, yang penting tindakan realnya. Semua tergantung pilihan kamu hari ini, esok dan seterusnya...

Sahabat, Ada Saatnya Lebih Dari

Dimulai dari sebuah perkenalan, dulu tak mengenal hanya mulai tau. Kemudian ada saatnya dimana kita mulai saling memahami, mulai saling merasakan, mulai ada kecocokan hingga akhirnya jadilah sebuah persahabatan. Ada saatnya, memang ada saatnya. Terima kasih sahabat. Tak terasa memang, sudah lebih dari sekedar tau dan perkenalan pertama itu yang mungkin aku sudah tak terlalu mengingat perkenalan singkat kita, hanya aku tau pasti bahwa sekarang kita sama, kita ada di ruang yang sama, ruang dimana kita tak sekedar saling tau dan sapa saja, lebih dari mengenal, memahami dan mulailah memasuki lebih dalam lagi. Ada saatnya memang. Kita mulai disini, kita mulai cerita kita, sahabat. Kita adalah satu, bersama dengan segala perbedaan yang menyatukan kita.

#Jatinangor (kamar no.2 Pondok Plamboyan atas).
Teruntuk sahabat-sahabat baruku yang luar biasa, tanpa sedikitpun mengurangi kadar persahabatan dengan sahabat-sahabatku yang dulu yang luar biasa juga.


Ciri khas Surah Ar-Rahman adalah mengulang kalimat “Fa-biayyi alaa’i Robbi kumaa Tukadzdziban”, Artinya : “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” sebanyak 31 kali.
Subhanallah.

Manusia Auksin




Setelah mereka semua mengerti, aku tutup pelajaran dengan sedikit filosofi mengenai auksin. Aku katakan kepada mereka untuk menjadi MANUSIA AUKSIN. Mengapa? Kukatakan kepada mereka bahwa mereka harus tumbuh subur di bawah sinar matahari yang merupakan perumpamaan dari sebuah kondisi yang mudah dan menyenangkan. Tetapi, tak selamanya kita akan menemukan matahari dalam kehidupan kita. Kadang ada kondisi di mana semuanya gelap, seperti tak ada harapan. Karena itu, kita harus menjadi manusia auksin. Dalam terang kita tumbuh subur, dan dalam gelap kita menjadi lebih tinggi, lebih dewasa. Kita juga tidak boleh menyerah dalam mencari cahaya. layaknya auksin yang membimbing tumbuhan untuk menuju ke arah datangnya cahaya. Tak adanya harapan harus dapat membuat kita berusaha lebih keras untuk menemukan harapan tersebut, menciptakan jalan kita sendiri. Dengan demikian, kita akan tetap dapat tumbuh lebih tinggi dan subur, entah ada atau tidak ada matahari dalam hidup kita.
Kawan-kawan, tidak hanya mereka yang harus menjadi manusia auksin. Kita pun harus bisa belajar dari tumbuhan yang berjuang bertahan hidup dalam kegelapan, mencari cahaya untuk dapat membuatnya tumbuh subur. Kita juga tidak boleh menyerah mengejar impian kita hanya karena tak ada harapan atau terdengar mustahil. Kegelapan ada untuk membuat kita lebih berani dan lebih dewasa untuk menemukan cahaya itu. Bahkan di luar angkasa yang gelap pun ada secercah cahaya yang disebut bintang.

#Kutipan Novel “Indonesia Mengajar 1”

Kesalahan dalam penulisan artikel di surat kabar:

1.        Kesalahan
Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Dan kondisi itu kini tak jarang dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan politik oleh partai maupun tokoh politik.
Perbaikan
Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Kondisi itu kini tak jarang dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan politik oleh partai maupun tokoh politik.
2.        Kesalahan
Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Kondisi itu kini tak jarang dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan politik oleh partai maupun tokoh politik.
Perbaikan
Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat. Kondisi ini tak jarang dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan politik oleh partai maupun tokoh politik.
3.        Kesalahan
Hal itu pula yang dilakukan Calon Bupati dari Partai Golkar H Taufik Gunawansyah SIP MSi.
Perbaikan
Hal itu pula yang dilakukan Calon Bupati dari Partai Golkar H. Taufik Gunawansyah S.I.P. M.Si.
4.        Kesalahan
Hal itu pula yang dilakukan Calon Bupati dari Partai Golkar H Taufik Gunawansyah SIP MSi.
Perbaikan
Hal itu pula yang dilakukan Calon Bupati dari Partai Golkar H. Taufik Gunawansyah S.I.P. M.Si.
5.        Kesalahan
Hal itu pula yang dilakukan Calon Bupati dari Partai Golkar H Taufik Gunawansyah SIP MSi.
Perbaikan
Hal itu pula yang dilakukan Calon Bupati dari Partai Golkar H. Taufik Gunawansyah S.I.P. M.Si.
6.        Kesalahan
Taufik menyebutkan bila SMS yang disebar adalah pesan langsung dari dirinya.
Perbaikan
Taufik menyebutkan bahwa SMS yang disebar adalah pesan langsung dari dirinya.
7.        Kesalahan
Ada pun isi dari SMS tersebut di antaranya stimulan atau ajakan dan permintaan saran serta masukan dari warga untuk membangun Sumedang         
lebih baik.
Perbaikan
Adapun isi dari SMS tersebut diantaranya stimulan atau ajakan dan permintaan saran serta masukan dari warga untuk membangun Sumedang lebih baik.
8.        Adapun isi dari SMS tersebut di antaranya stimulan atau ajakan dan permintaan saran serta masukan dari warga untuk membangun Sumedang         
lebih baik.
Perbaikan
Adapun isi dari SMS tersebut diantaranya stimulan atau ajakan dan permintaan saran serta masukan dari warga untuk membangun Sumedang lebih baik.
9.        Kesalahan
Berdasarkan cara tersebut, kini Taufik bisa menganalisis setiap permasalahan yang ada. Baik yang sifatnya insiden maupun tidak.
Perbaikan
Berdasarkan cara tersebut, kini Taufik bisa menganalisis setiap permasalahan yang ada, baik yang sifatnya insiden maupun tidak.
10.    Kesalahan
Dan ini sangat membantu tugas saya sebagai wakil bupati,
Perbaikan
Dan ini sangat membantu tugas saya sebagai wakil bupati,

11.    Kesalahan
Ia mengaku, tak sedikit masukan yang dikirim melalui SMS Top-Center menjadi acuan dirinya dalam melangkah dan merumuskan suatu strategi pembangunan.
Perbaikan
Ia mengaku tak sedikit masukan yang dikirim melalui SMS Top-Center menjadi acuan dirinya dalam melangkah dan merumuskan suatu strategi pembangunan.
12.    Kesalahan
Ditanya siapa yang menggarat SMS Top-Center, Taufik menyebutkan bila Top Center dikelola generasi muda Sumedang yang kratif dan inovatif dan profesional.
Perbaikan
Ketika ditanya siapa yang menggarap SMS Top-Center, Taufik menyebutkan bahwa Top Center dikelola generasi muda Sumedang yang kreatif, inovatif, dan profesional.
13.    Kesalahan
Ditanya siapa yang menggarat SMS Top-Center, Taufik menyebutkan bila Top Center dikelola generasi muda Sumedang yang kratif dan inovatif dan profesional.
Perbaikan
Ketika ditanya siapa yang menggarat SMS Top-Center, Taufik menyebutkan
bahwa Top-Center dikelola generasi muda Sumedang yang kreatif, inovatif, dan profesional.
14.    Kesalahan
Ditanya siapa yang menggarat SMS Top-Center, Taufik menyebutkan bila Top Center dikelola generasi muda Sumedang yang kratif dan inovatif dan profesional.
Perbaikan
Ketika ditanya siapa yang menggarat SMS Top-Center, Taufik menyebutkan bahwa Top-Center dikelola generasi muda Sumedang yang kreatif, inovatif, dan profesional.
15.    Kesalahan
Ditanya siapa yang menggarat SMS Top-Center, Taufik menyebutkan bila Top Center dikelola generasi muda Sumedang yang kratif dan inovatif dan profesional.
Perbaikan
Ketika ditanya siapa yang menggarat SMS Top-Center, Taufik menyebutkan bahwa Top Center dikelola generasi muda Sumedang yang kreatif, inovatif, dan profesional.
16.    Kesalahan
Ia memilih profesional untuk mengetahui secara utuh apa yang menjadi masalah, keluhan dari masyarakat.
Perbaikan
Ia memilih profesional untuk mengetahui secara utuh apa yang menjadi masalah dan keluhan dari masyarakat.
17.    Kesalahan
Bahkan lanjutnya, tak sedikit pula bila SMS yang datang berupa upatan, kata-kata kasar.
Perbaikan
Bahkan lanjutnya, tak sedikit pula SMS yang datang berupa umpatan, kata-kata kasar.
18.    Kesalahan
Meski begitu ada pula yang memberi semangat, dukungan, dan motivasi kepada dirinya.
Perbaikan
Meski begitu, ada pula yang memberi semangat, dukungan, dan motivasi kepada dirinya.
19.    Kesalahan
Ditanya apakah ada hubungannya dengan momentum pemilukada 2013 mendatang, Taufik pun mengiyakannya.
Perbaikan
Ketika ditanya apakah ada hubungannya dengan momentum pemilukada 2013 mendatang, Taufik pun mengiyakannya.
20.    Kesalahan
Tapi ini juga membantu saya dalam sisi lainnya, di mana terjadi komunikasi
yang dialogis, kritikan, saran selalu datang kepada saya,” terangnya.
Perbaikan
Tetapi ini juga membantu saya dalam sisi lainnya, di mana terjadi komunikasi yang dialogis, kritikan, saran selalu datang kepada saya,” terangnya.
21.    Kesalahan
Tapi ini juga membantu saya dalam sisi lainnya, di mana terjadi komunikasi yang dialogis, kritikan, saran selalu datang kepada saya,” terangnya.
Perbaikan
Tetapi ini juga membantu saya dalam sisi lainnya, di mana terjadi komunikasi yang dialogis. Kritikan dan saran selalu datang kepada saya,” terangnya.
22.    Kesalahan
Dan Top Center ini lanjut Taufik, apabila dirinya terpilih nanti menjadi Bupati Sumedang akan tetap dipertahankan.
Perbaikan
Apabila dirinya terpilih menjadi Bupati Sumedang, Top center ini akan tetap dipertahankan, lanjut Taufik.
23.    Kesalahan
Dan Top Center ini lanjut Taufik, apabila dirinya terpilih nanti menjadi Bupati Sumedang akan tetap dipertahankan.
Perbaikan
Apabila dirinya terpilih menjadi Bupati Sumedang, Top center ini akan tetap dipertahankan, lanjut Taufik.

#Tugas Bahasa Indonesia (140610120002).

Konsep Manusia Menurut Psikologi Islam



Manusia menurut terminologi  Al Qur'an dapat dilihat dari berbagai sudut pandang:
1.      Manusia disebut “al basyar”
Yang secara kudrati memerlukan aspek-aspek biologis, seperti makan dan bekerja.
2.      Manusia disebut “al insan”
Menggambarkan fungsi manusia sebagai penyandang khalifah Tuhan yang dikaitkan dengan proses penciptaan dan pertumbuhan serta perkembangannya, menunjukkan potensi yang dimiliki manusia seperti kemampuan untuk mengembangkan ilmu. Konsep ini juga menggambarkan sifat-sifat dan tanggung jawab. Namun kepada-Nya tanggung jawab untuk berbuat baik.
3.      Manusia disebut “al nas
Dilihat dari sudut pandang hubungan sosial yang dilakukannya. Selain sebagai makhluk sosial, manusia juga dibebankan tanggung jawab sosial, baik dalam bentuk lingkungan sosial yang paling kecil (keluarga) maupun yang lebih besar seperti masyarakat, etnik maupun bangsa.
4.      Al Qur'an menyebut manusia sebagai “bani Adam
Menggambarkan perbedaan jenis kelamin, ras dan suku bangsa ataupun aliran kepercayaan. Bani Adam menggambarkan tentang kesamaan dari persamaan manusia  yang tampak lebih ditekankan pada aspek fisik.
Manusia sebagai makhluk psikis menurut Imam Ghazali ada empat unsur-unsur kejiwaan yang terdiri atas:
1.    Qalbu. Qalbu mempunyai dua arti yaitu fisik dan metafisik. Dalam arti fisik adalah jantung, berupa segumpal daging berbentuk lonjong, terletak di dalam dada sebelah kiri. Sedangkan dalam arti metafisik dinyatakan sebagai karunia Tuhan yang halus, bersifat ruhaniyah dan ketuhanan, yang mempunyai hubungan dengan jantung.
2.    Kognisi ruh. Yang diartikan sebagai “nyawa” atau sumber hidup dan sebagai suatu yang halus dan indah dalam diri manusia yang mengetahui dan mengenal segalanya.
3. Nafsu. Nafsu terbagi menjadi tiga yaitu nafsu mutmainnah yang memberi ketenangan batin, nafsu amarah yang mendorong kepada tindakan negatif, nafsu lawwamah yang menyadarkan manusia dari kesalahan hingga timbul penyesalan.
4. Akal. Yaitu daya pikir atau potensi intelligensi manusia yang mencakup dorongan moral untuk melakukan kebaikan dan menghindarkan dari kesalahan.
Perkembangan manusia dalam psikologi Islam yaitu terdiri dari
1.        Masa bayi (masih memiliki rasa ketergantungan melalui pengalaman-pengalaman yang diterimanya. Memiliki fitrah untuk beriman kepada Tuhan).
2.        Masa anak (belum menyadari benar perasaan ketuhanan/ keagamaan).
3.        Masa remaja (awal periode pubertas).
4.        Masa muda (sudah mulai memikirkan masa untuk menikah).
5.        Masa dewasa (mulai membuat rencana kehidupan serta sudah mulai memilih dan menentukan jalan hidup (way of life) yang hendak ditemui).
6.        Masa lanjut usia (manusia tidak produktif lagi. Kehidupan keagamaan pada usia ini sudah mencapai tingkat kemantapan).





 #Tugas Mata Kuliah Agama

Departemen Keuangan


             
Departemen Keuangan yang menjadi pilihan 1 saya. Suatu acara atau kegiatan dalam sebuah organisasi dapat berjalan lancar, apabila disertai dengan administrasi yang baik dalam pengelolaan keuangan organisasi tersebut. Oleh karena itu departemen bisa dikatakan merupakan unsur pelaksana BE Himasta yang mempunyai tugas yang sangat besar, yang mana tugas dari departemen keuangan adalah  bertanggung jawab untuk mengelola keuangan BE Himasta. Di dalam pelaksanaannya, departemen keuangan mempunyai tugas-tugas yang meliputi kegiatan dan unsur-unsur menghimpun, mengalokasikan, mengarahkan, dan menyerahkan dana, serta membina kekayaan HIMASTA. Karena itu, saya sangat tertarik dan saya ingin melatih diri dalam menghimpun, mengalokasikan, mengarahkan suatu dana melalui Departemen Keuangan BE Himasta.
Selain itu, saya memilih Departemen Keuangan karena saya pernah mempunyai pengalaman berorganisisi yang sejalan dengan Departemen Keuangan saat saya duduk di bangku SMP yaitu menjadi Bendahara OSIS. Cukup banyak ilmu dan pengalman yang saya dapat saat itu, bagaimana mengatur pengeluaran dan pemasukan juga mengatur biaya sebuah kegiatan.
Kemudian,saya memilih Departemen Keuangan agar melatih untuk berfikir kritis, menganalisa masalah agar dapat membentuk kepribadian yang professional.
Saya berkomitmen akan berkontribusi aktif di BE Himasta terutama di Divisi Ekonomi-Departemen Keuangan.
 #Tulisan ini dibuat saat Penulis saat mengikuti seleksi Badan Eksekutif Himpunan Statistika Fakultas MIPA Unpad. :)

KARENA TULANG RUSUK DAN PEMILIKNYA TAKKAN TERTUKAR


Namaku Zahraa, aku baru lulus SMP. Aku anak yang cukup gaul. Oh iya,  aku baru masuk sekolah Senin depan dan langsung MOS (Masa Orientasi Siswa).
Tak terasa Senin pun tiba, dan mau tidak mau aku harus ikut MOS. Berangkat jam 6 itu rasanya masih ngantuk dan diselimuti oleh cuaca yang dingin. Oke siap berjuang ya.
Di sekolah, semua siswa baru dibagi menjadi beberapa kelompok, dan aku mendapat kelompok 10. Yah mungkin itu biar lebih kenal teman satu angkatan meski beda-beda kelas, kurang lebih esensinya gitu. Disini kita berkenalan satu per satu dari mulai yang namanya A sampe Z. Satu kelompok ada 10 orang. Kita juga saling berbagi alamat, no handphone, tanggal lahir, nama lengkap dan nama panggilan. Dan semua ini wajib dihapal. Oh iya ketua dikelompokku namanya Syahrul, dia tipe orang yang alim, baik dan keren juga sih. Tapi entahlah aku kurang mengenalnya, lagi pula kita beda kelas.
Di sekolah dan suasana baruku, aku mengikuti beberapa organisasi diantaranya aku ikut ekstrakurikuler Pramuka dan Paskibra, sangat menyenangkan. Dan ternyata aku bertemu lagi dengan sang ketua kelompok 10 yang tidak lain tidak bukan adalah Syahrul, bertemu di dua organisasi yang ku ikuti. Entahlah rasanya aku pun bosan melihatnya. Sering sekali kita bertemu di suatu organisasi.
Semenjak kita sering bertemu di berbagai kegiatan akhirnya kita saling mengenal bahkan saling menghubungi untuk sekedar berbagi informasi tentang kegiatan-kegiatan di sekolah dan lambat laun aku mulai mengenalnya. Dia yang sering memberi motivasi, dia yang sangat taat beribadah, dia yang sangat menghormati kedua orang tuanya, dia yang sangat berjiwa pemimpin dan yang tak kalah penting dia yang begitu menghormati seorang perempuan. Aku mulai mengaguminya secara diam-diam, aku tak tau apa yang ku rasa ini. Sekedar kagumkah? Mungkin. Semenjak itu, aku berubah, aku ingat bahwa ‘laki-laki yang baik hanya untuk wanita yang baik dan sebaliknya’ selain itu, aku juga ingat bahwa ‘jodoh kita adalah gambaran diri kita’, aku mulai berkerudung kemana-mana, bukan semata-mata karena Syahrul tapi satu keyakinan bahwa semua ini membuat hidupku lebih nyaman, jauh lebih nyaman dari sebelumnya, lalu aku tak hanya berkerudung, aku mulai memakai rok dan aku mengikuti mentoring setiap minggunya hingga akhirnya aku lah yang kemudian menjadi ketua mentoring di sekolahku. Aku sangat bersyukur atas semua rahmat dan hidayah yang Allah SWT berikan kepadaku.
Kembali pada perasaan kagumku pada Syahrul, aku sudah melupakannya. Aku sudah tak memikirkan tentang rasa kagum yang sempat menghinggapi diriku pada Stahrul. Aku ingin fokus, fokus memperbaikki diri dan menggapai cita-cita terutama membahagiakan kedua orang tua. Begitu pun dengan Syahrul, kami saling menghubungi hanya sekedar membahas kegiatan. Tak lebih, tak kurang. Tak pernah sekalipun di luar pembahasan tentang itu, apalagi tentang rasa. Namun, satu yang ku ingat. Syahrul pernah berkata padaku “ Allhamdulilah, kamu terlihat lebih anggun dengan seperti ini”. Dia mengatakan itu, didepanku, ketika aku mulai merubah diriku dan penampilanku. Tapi aku tak mau terlalu memikirkan kata-katanya, aku pun tak mau terjebak dengan sesuatu yang semu, sesuatu yang hanya akan menjerumuskanku, bukan aku saja, tapi menjerumuskan kami berdua. Tak ada yang perlu ku pikirkan tentangnya, tentang kekagumanku dulu.
Tak terasa, waktu begitu cepat berlalu. Aku dan Syahrul sudah kelas XII, kita akan segera kuliah, mengejar mimpi dan cita kita masing-masing. Aku kuliah di jurusan Statistika, dan dia kuliah di jurusan Ekonomi. Kita berbeda fakultas, bahkan kita berbeda universitas dan kampus kami pun berbeda daerah.
Di kampus baruku, aku sangat bahagia. Aku melanjutkan mentoring mingguan di kampus tercinta ini dan aku menemukan banyak hal baru, teman dan sahabat baru juga berbagai pelajaran hidup yang tak pernah ku dapatkan sebelumnya. Kabar Syahrul? Aku tak tau...
Tak terasa, aku sudah lulus kuliah dan Allhamdulilah aku langsung bekerja di sebuah perusahaan di Indonesia.
Suatu senja, ku dengar kabar bahwa Syahrul akan menikah dengan seseorang, seseorang yang sangat ku kenal, Syahrul akan menikah dengan sahbatku di SMA, namanya Indah. Orang tua mereka menjodohkan mereka. Aku hanya bisa berdo’a semoga Allah SWT senantiasa menjaga dan melindungi mereka, dua orang yang luar biasa itu. Aamiin...
Kini usiaku sudah menginjak 23 tahun, beberapa lelaki sudah datang ke orang tuaku untuk melamarku. Namun entahlah di setiap istikharohku, aku selalu menemukan keraguan pada lelaki yang hendak melamarku. Apa aku terlalu mementingkan karir? Atau ada hubungannya dengan rasa kekagumanku pada Syahrul dulu? Oh rasanya bukan karena itu, memang belum ada yang ku rasa cocok untukku dan aku belum siap. Bukannya aku sombong dan terlalu pemilih, tapi aku memang belum bisa menerimanya. Aku butuh waktu dulu untuk memirkinkannya. Bukan pula aku mencari yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Dan bukan juga mencari yang terbaik dari yang baik tapi aku akan menjadi orang yang terbaik dimatanya, di mata imamku kelak. Entah apa yang ku tunggu. Aku pun bingung, sangat bingung. Aku tak mau sembarangan memilih imamku, seorang lelaki yang akan mendampingiku dalam sisa hidupku, Insya Allah di dunia dan di akhirat kelak. Tulang rusuk dan pemiliknya takkan pernah tertukar dan akan dipertemukan pada saat yang tepat. Tak ada yang kebetulan, semuanya telah dirancang dengan sebaik-baiknya oleh Yang Maha Kuasa. Aku yakin tak akan bersatu dua insan kecuali Allah SWT menyatukan hati keduanya. Allah SWT yang tau mengenai yang baik dan buruk bagi kita, termasuk tentang jodoh.
Bagiku menanti bukanlah sebuah beban atau penyiksaan, aku menjalaninya dengan ikhlas. Sesungguhnya Allah SWT pasti telah mengatur sesuatu yang lebih baik untukku yang sedang menanti.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun pun segera berlalu. Kini usiaku sudah menginjak 24 tahun. Aku mendapat beasiswa S2 di Kanada. Dengan izin Allah SWT, aku berangkat kesana dengan berbekal keyakinan dan do’a dari orang tuaku dan orang-orang yang sangat ku sayangi.
Kanada? Yah di Negeri ini memang indah, tapi bagiku tak ada yang lebih indah dari negeriku sendiri. Indonesiaku. Di negeri ini, aku di pertemukan kembali dengan Fadlan, ketika di Indonesia dia satu universitas denganku bahkan satu fakultas. Kita pun sering dipertemukan dalam sebuah organisasi mahasiswa muslim juga berbagai kegiatan kampus. Aku sudah cukup lama mengenalnya. Baru satu tahun aku kuliah di Kanada, aku sudah sangat merindukan negeriku Indonesia tercinta dan sangat merindukan keluargaku, akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Aku tak menyangka satu hari setelah itu Fadlan datang ke rumahku dan melamarku. Aku masih memikirkan lamaran Fadlan yang begitu cepat tak ku duga, aku shalat istikharoh dan akhirnya aku menerima lamaran Fadlan karena dalam istikharohku, aku sangat yakin. Pertama kalinya aku merasakan ini, yah jatuh cinta karena satu alasan bukan karena kagum, kekerenan, kebaikannya tapi aku mencintainya karena Allah SWT. Aku sudah sangat yakin dengannya, aku sudah mengenalnya bertahun-tahun ketika aku masih kuliah. Dia adalah lelaki yang hebat dan luar biasa.
Akhirnya tepat di ulang tahunku yang ke 25 kita melangsungkan pernikahan. Pernikahan yang sangat ku dambakan. Bersanding dengan orang yang luar biasa, yang sangat ku cintai karenaNya. Dia yang selalu menenangkan hatiku, dia yang selalu menjaga keimananku dan dialah yang Allah SWT pilihkan untukku. Pilihan yang terbaik. Allah SWT yang telah menyatukan hatiku dan hatinya dalam sebuah janji ikatan yang suci yaitu pernikahan. Betapa bahagianya kedua orang tuaku dan keluargaku begitupun dengan keluarga Fadlan.
Malam itu Fadlan berkata padaku “Ya Khumaira, semoga Allah SWT senantiasa menyatukan hati kita agar saling mencintai selamanya karena Dia semata. Aamiin. “. Betapa bahagianya aku dan Fadlan dan betapa beruntungnya kami berdua telah dipertemukan dengan cinta sejati dalam sebuah ikatan suci, bagaikan butiran tasbih dan pengikatnya, saling melengkapi menuju ridhoNya.

Cerpen ini ditulis saat mengikuti lomba menulis cerpen kisah cinta Islami.