Pages

BEBAS BUKAN BERARTI TANPA BATAS



Di era globalisasi dan modernisasi ini, banyak sekali perubahan baik dari segi kebudayaan, paradigma, teknologi maupun cara berpikir. Globalisasi dan modernisasi memang banyak membawa dampak positif, tetapi tidak sedikit juga membawa dampak negatif. Karena itu, kita harus mewaspadai dampak-dampak negatif tersebut. Saat ini, banyak kebudayaan-kebudayaan asing yang masuk ke negara ini yang sebagian besar tidak sesuai dengan kebudayaan negara kita. Salah satu contohnya yaitu pergaulan bebas yang kini sedang marak terjadi di kalangan remaja dan dewasa. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah pada tahap yang sangat mengkhawatirkan.
Pergaulan adalah bagian yang tak bisa terpisahkan dari kehidupan manusia, khususnya bagi kita para remaja dan yang akan memasuki masa dewasa. Bagi orang yang bergaul dengan orang yang salah, akan mudah terbawa dengan pergaulan bebas tersebut. Masa remaja adalah masa yang paling berseri. Di masa remaja juga merupakan proses pencarian jati diri. Disanalah para remaja banyak yang terjebak dalam pergaulan bebas. Pergaulan bebas di kalangan remaja dan dewasa telah mencapai titik kekhawatiran yang cukup parah, terutama seks bebas.
Lalu, apakah lingkungan berperan dalam membentuk kepribadian seseorang ? Tentu, lingkungan memiliki andil yang sangat besar. Sebagian besar waktu remaja pada rentang usia tersebut dihabiskan di luar rumah. Banyak pengaruh yang datang dari berbagai arah. Apa yang mereka lihat dan dengar secara tidak langsung akan tertanam dalam benak mereka. Bila lingkungan mereka merupakan lingkungan yang pro terhadap pergaulan bebas, otomatis mereka akan menganggap pergaulan bebas merupakan hal yang wajar hingga akhirnya mereka ikut larut di dalamnya.
Sebagian kecil dari seluruh remaja dan dewasa yang telah terjerumus kedalam pergaulan ini adalah mahasiswa-mahasiswi Mereka bergaul dengan siapa saja yang mereka anggap ’asyik’ dan ‘seru’, tak pandang bulu sekalipun itu seorang laki-laki. Mereka memperlakukan teman mereka seperti perlakuan mereka kepada temen sejenisnya. Misalnya laki-laki yang berteman dekat dengan perempuan, laki-laki sering menggandeng bahkan merangkul teman perempuannya, sedangkan perempuan ini diam saja tanpa protes,dia tidak merasa bahwa itu merendahkan harga dirinya sebagai perempuan. Begitu juga dengan perempuan, mereka bebas berpakain mini didepan teman-teman laki-lakinya tanpa rasa malu.
            Selain itu, ada pula yang sudah terjerumus kedalam dunia narkoba. Dunia yang kata sebagian orang membuat pikiran plong dan terbebas dari masalah, membuat mereka tergiur untuk mencoba, padahal semua itu hanya kesenangan sementara. Hal ini terjadi karena adanya tekanan dari berbagai hal, baik itu masalah di kampus maupun masalah pribadi. Masalah yang tak kunjung selesai  membuat mereka stress dan tergoda untuk mencoba dan lagi-lagi karena bergaul dengan orang yang salah.
            Disamping itu, ada mahasiswa yang terjerumus pada minuman keras dan clubbing. Selain karena masalah pribadi, hal ini tidak terlepas dari faktor lingkungan yang mendukung hal-hal tersebut dan juga faktor kesalahan dalam bergaul. Apabila para mahasiswa telah terbiasa minum minuman keras dan merasa sudah mudah mendapatkannya, maka mahasiswa itu lama kelamaan akan ketagihan. Penggunaan minuman keras di kalangan mahasiswa umumnya karena minuman keras tersebut menjanjikan sesuatu yang memberi rasa kenikmatan, kenyamanan, kesenangan dan ketenangan. Namun, semua itu hanya sebatas sesuatu yang bersifat semu. Selebihnya akan berakibat fatal kepada kesehatan maupun kepribadiannya.
Terjerumus atau tidaknya seseorang tergantung pada diri masing-masing. Bagaimana seorang mahasiswa sebagai generasi muda memilih dengan cerdas jalan yang akan ditempuh, apakah jalan yang benar atau malah memilih jalan yang salah? Tentu bangsa ini berharap semua generasi muda akan memilih jalan yang benar. Nasib bangsa ini ada ditangan generasi muda sebagai agen perubahan di masa depan yang diharapkan dapat meneruskan kepemimpinan bangsa ini dan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang lebih baik lagi. Karena itu, sebagai generasi muda harus cerdas dalam memilih demi tercapainya mimpi dan tujuan hidup. Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk agama, keluarga, bangsa dan negara.